Learning piano is now easier. Choose the song you like and set the time according to your wishes.

Learn more about Daniel

• 1) Kapan Anda pertama kali mengembangkan passion dalam bermusik dan apa instrumen favorit Anda?

  Saya sudah belajar piano sejak umur 5 tahun. Selama saya les dulu, saya sering ikut berbagai lomba, masterclass, dan konser tunggal hingga tingkat wilayah. Tidak hanya itu, saya juga lulus ujian Yamaha Grade 5 (umur 15) & ABRSM Grade 8 (umur 16) dengan hasil distinction (sangat memuaskan). Pada saat yang bersamaan, di SMA saya ada ekskul band. Di sinilah saya mulai menerapkan ilmu yang sudah saya pelajari, sekaligus mengembangkan passion saya dengan belajar genre lagu lain seperti pop, jazz, tradisional, dll. Alhasil, dengan kegigihan & tekad untuk terus maju, saya pun berhasil memenangkan Juara 1 di beragam lomba band, dari tingkat sekolah hingga provinsi. Saya pun juga berperan sebagai arranger di hampir semua lomba band yang saya ikuti hingga akhirnya dinobatkan sebagai best arranger.

• 2) Apakah ada jenis musik atau artis tertentu yang Anda dengarkan dalam satu waktu?

  Saya mendengarkan & menyukai beragam jenis musik. Untuk genre pop, saya suka mendengarkan Jacob Collier karena kreativitas dia dalam bermusik sangat tinggi & abstrak. Lokalnya, saya suka mendengarkan HIVI! karena chord progression lagunya seringkali sulit untuk ditebak tetapi lagunya tetap enak untuk didengarkan. Untuk genre classic, saya suka melihat performance dari Lang Lang & Valentina Lisista karena mereka dapat membuat ratusan lagu klasik dengan high technique terlihat santai untuk dimainkan dengan ekspresi yang powerful. Saya juga suka mendengarkan genre EDM, dengan artis favorit saya yaitu Zedd & NOTD karena irama lagu mereka yang melodius dan ad lib yang memukau membuat saya bersemangat ketika beraktivitas.

• 3) Ceritakan kepada kami pengalaman mengajar yang paling sulit atau yang paling mengesankan yang Anda pernah berikan secara privat kepada seorang siswa dalam bermusik.

  Semua pengalaman mengajar punya cerita uniknya masing-masing. Jika berbicara mengenai pengalaman tersulit, mungkin ketika saya pernah mengajar anak yang mengalami disabilitas (autisme) karena harus memikirkan bagaimana materi tetap tersampaikan tetapi dengan cara yang menarik & membuat dia mengerti. Namun, saya berhasil untuk mendidiknya hingga ia mampu meraih hasil yang baik dalam konser pianonya. Pengalaman paling berkesan adalah ketika murid saya bisa mengaplikasikan apa yang saya ajarkan & berkembang dengan pesat., salah satunya adalah ketika beberapa murid didikan saya memperoleh gelar distinction untuk ujian ABRSM. Saya merasa sangat senang apabila murid saya juga punya mental gigih, terus berusaha, dan pantang menyerah, sehingga progressnya dapat terlihat secara nyata.

• 4) Menurut Anda, instrumen apa yang paling rumit untuk dikuasai dan mengapa?

  Menurut saya, semua instrumen akan sulit apabila tidak mengerti dasar memainkannya. Violin tergolong paling sulit dikuasai karena kita harus tahu posisi jari yang benar untuk mengeluarkan suara yang tepat dan jernih, dan hal tersebut butuh latihan bertahun-tahun untuk menguasainya. Berbicara tentang piano, piano mungkin terkesan mudah karena tinggal pencet2, tapi sebenarnya di balik itu, main piano butuh ketelitian tinggi dan keseimbangan tangan kanan & kiri ketika menekan not dan nomor jari, serta memperhatikan artikulasi dan dinamika secara tepat agar ketika main terasa ‘feel’ dari lagunya. Jadi sebenarnya setiap instrumen punya kesulitannya sendiri, tinggal apakah kita ingin berusaha untuk mempelajarinya dengan giat.

• 5) Apa kunci sukses Anda dalam bermusik?

  Latihan, latihan, dan latihan. Tidak ada orang yang bisa bermain musik tanpa latihan yang cukup :) Alasan klasik orang-orang ga latihan adalah karena ‘ga ada waktu’. Padahal kalau mau berkembang, kuncinya ya harus punya komitmen yang kuat untuk terus belajar & berusaha.
  
  Ga cuman itu, kita juga perlu mau terima kritik & pantang menyerah ketika bermusik. Saya seringkali melihat orang mencoba satu alat musik tapi berhenti setelah 1 tahun karena bosan dan tidak interest. Beberapa tahun kemudian, dia menyesal karena berhenti di tengah jalan padahal sebenarnya punya potensi.

• 6) Sebutkan tiga musisi yang Anda impikan untuk bertemu di kafe favorit Anda. Jelaskan mengapa.

  Pertama, Isyana. Mungkin orang-orang mengenal dia sebagai seorang penyanyi, tetapi kemampuan dia dalam bermain piano juga ga kalah keren loh. Saya beberapa kali nonton konser dia & jujur saya enjoy performance dia. Next, Erwin Gutawa. Beliau merupakan salah satu arranger hebat di balik berbagai orkestranya, dan saya ingin melihat bagaimana strateginya untuk guide saya ketika bermain lagu. Saya pernah sekali ketemu dia di Java Jazz & it was unforgettable. Terakhir, saya ingin banget bisa main bareng Jacob Collier. Saya penasaran bagaimana musical mind dia bisa berjalan & pastinya bakal seru banget kalo bisa tukar pikiran & manggung bareng!

• 7) Menurut Anda, pentingkah memiliki bakat untuk bisa bermain musik dengan baik?

  Hmm, bisa dibilang lumayan penting, tapi ga selamanya jadi poin utama. Ilustrasinya gini, kamu mau bikin kue, apakah kamu harus punya bakat baking? Jawabannya tidak, tapi akan jadi poin plus kalo kamu punya bakat baking karena kamu punya pemahaman dan takaran pribadi yang baik untuk bikin kue yang enak. Namun, kalo kamu gaada bakat baking, kamu juga tetap bisa bikin kue yang enak kok, bedanya di sini kamu harus kerja lebih keras dan gigih untuk bikin kue itu. Sama halnya dengan bermusik, ga semua orang punya bakat di musik. Tapi apakah yang ga berbakat ga bisa main musik? Tentu tidak. Toh, yang punya bakat pun kadang-kadang menyia-nyiakan bakatnya jadi gak berkembang. It’s all up to you. Kuncinya 1, kerja keras dan mau berkembang. Apapun pasti bisa dilakukan.

• 8) Apa saja sentuhan-sentuhan kecil yang menjadikan Anda seorang Guru teladan dalam bermusik?

  Saya selalu beradaptasi dan mempelajari sikap dari murid yang saya ajarkan. Banyak orang menganggap mengajar itu sama saja, padahal kita harus tau cara menangani anak-anak, remaja, hingga dewasa. Kita harus tau bagaimana cara handle orang yang lebih suka pop, atau lebih suka klasik, dan sebagainya. Pengalaman saya yang cukup lama di industri musik membuat saya yakin bahwa saya bisa menjadi teladan bagi murid-murid saya di rentang umur manapun. Motto saya adalah ‘Make music as something fun, not a burden.’